Oleh: Ardian Wahyudi
Pernahkan Anda mengalami kondisi di mana ban mobil Anda bocor di jalan
tol sementara Anda memiliki agenda rapat penting yang melibatkan
keuntungan proyek ratusan juta rupiah yang akan segera dimulai?
Atau pernahkah Anda terjebak pada kondisi di mana anda berada di
dalam bus menuju ke bandara di mana pesawat Anda akan segera berangkat
tetapi Anda terjebak di dalam kemacetan lalu lintas?
Kira-kira bagaimana sikap dan reaksi Anda?
Untuk kasus pertama jika sikap anda Adalah dengan segera membuka
pintu mobil, memasang segi tiga pengaman di belakang mobil Anda, lalu
mengambil dongkrak dan ban pengganti, kemudian menyingsingkan lengan
baju putih Anda dan segera bercucuran keringat mengganti ban mobil Anda.
Setelah beres mengganti ban mobil, Anda memacu kendaraan Anda 150
km/jam menuju tempat rapat dan masih untung tiba dengan kondisi sehat,
tetapi sesampainya di sana tanpa merapikan baju, Anda berlari menuju
resepsionis dan di depan resepsionis tersebut Anda mengatakan akan ikut
rapat tender. Dengan tersenyum-senyum sang resepsionis mengatakan bahwa
“rapatnya udah selesai Pak … Lagian Bapak mau rapat pakai dandan mau
perang … mukanya cemong dan hitam semua“. Maka selamat Anda segera
dikaruniai kemudahan untuk kecewa atau marah.
Untuk kasus kedua jika sikap Anda adalah dengan segera berdiri dari
tempat duduk Anda kemudian berteriak dengan sedikit nada marah kepada
sang sopir bus tersebut untuk segera mencari jalan keluar dari kemacetan
itu, maka selamat Anda segera akan diberi rasa marah yang lebih besar
dari sang sopir bus atau minimum dari penumpang bus yang lainnya.
Atau jika Anda cukup bijaksana mungkin walaupun kedua peristiwa itu
membuat Anda rugi secara material yang cukup banyak Anda tetap mengambil
hikmah dengan berkata, “pasti ada hikmah di balik semua ini, pasti ada
kemudahan di balik kesulitan”. Akan tetapi kalau di kesempatan yang lain
saat peristiwa yang sama terjadi lagi dan Anda masih saja melakukan hal
yang sama seperti sebelumnya, maka selamat Anda akan tertinggal dengan
kesulitan yang anda alami.
Lalu harus bagaimana dong sikap dan reaksi saya?
Pertama
Ubah kata-kata Anda kepada diri sendiri yaitu “pasti ada kemudahan
SETELAH kesulitan”. Perhatikan kata SETELAH yang saya tebalkan. Ini
adalah kata-kata yang memicu pikiran kita untuk menunggu dan bukan
kreatif mencari. Kalaupun mencari yang ditemukan pasti bukan ide yang
paling maksimal. Yah minimal seperti contoh di atas. Karena ada kata
SETELAH yang mana kalau diterapkan dalam suatu proses maka suatu
kejadian akan menunggu sesuatu dulu SETELAH itu baru diproses.
Kedua
Saat berada dalam suatu kondisi kesulitan, pejamkan mata Anda dan
bayangkan Anda berada pada suatu jalan yang berjajar 3, dan Anda berada
di tengah-tengahnya. Sambil berdoa dan berkeyakinan teguh kepada Tuhan,
berkatalah pada diri sendiri, “pasti ada kemudahan BERSAMA kesulitan”.
Rasakan bedanya dengan kata-kata sebelumnya di mana Anda berkata
SETELAH, dan saat ini Anda berkata BERSAMA. Artinya anda mengijinkan
masalah/kesulitan hadir, tapi Anda juga mengijinkan pikiran kreatif Anda
mengatasinya dan memberikan kemudahan (jalan keluarnya). Dengan
demikian pikiran kreatif Anda akan menuntun Anda mengarah pada kemudahan
yang paling maksimal yang akan diciptakan daya pikir Anda.
Saat menggunakan pola kedua ini yang akan terjadi adalah:
Untuk kasus pertama, paling tidak pikiran Anda akan berpikir maksimal
dengan segera mengambil HP Anda dan mencari daftar nomor telp taksi atau
mencari nama teman Anda yang biasa menggunakan jasa taksi, kemudian
menelponnya untuk mendapatkan taksi terdekat. Kemudian sembari menunggu
taksi datang kirimkan pesan kepada saudara, sahabat, atau teman yang
berada di dekat jalan tol tempat ban mobil Anda bocor, dan mintalah
tolong untuk menemui Anda di jalan tol dengan membawa seseorang yang
dapat membantu menggantikan ban mobil Anda. Saat saudara, sahabat, atau
teman Anda datang menemui Anda di pinggir jalan, serahkan kunci mobil
kepada saudara, sahabat, atau teman Anda dan sampaikan mobil akan Anda
ambil setelah selesai rapat.
Setelah taksi datang, segera naiklah serta sampaikan deadline waktu
Anda kepada sang sopir, jika perlu sampaikan untuk mencari rute jalan
yang singkat untuk sampai di tempat. Sebelum sampai di tempat rapat, cek
wajah dan penampilan anda lewat kaca spion sang sopir (itung-itung
sekalian biar dikomentari), dan semoga rapatnya berhasil.
Untuk kasus kedua, minimal akan muncul ide kemudahan dari diri Anda.
Minimal Anda akan melakukan tindakan seperti mengambil HP dari saku
Anda, menelpon pihak maskapai penerbangan yang akan Anda gunakan, dan
mengkonfirmasikan kedatangan Anda serta untuk menanyakan batas waktu
terakhir untuk melapor. Kemudian Anda turun dari bus yang anda tumpangi
dan mengambil bagasi Anda, serta segera menyeberang ke arah di mana ada
ojek tersedia. Mintalah kepada ojek untuk mengantarkan Anda ke bandara
melalui rute yang paling singkat. Dan semoga Anda tiba tepat pada
waktunya.
Betapa luar biasanya kekuatan kata-kata anda karena Anda pasti tahu, “bersama kesulitan pasti ada kemudahan”.
Semoga kesulitan dapat memberkahi Anda, dan selamat mengekplorasi kesulitan Anda.
QS: Alam Nasyrah (94) : 5-6. “Sesungguhnya bersama kesulitan itu ada kemudahan”
* Ardi Bangunjiwo; Traditional hipnotrance. www.aura-aufa.blogspot.com




17.17
Unknown
Posted in: 















0 komentar:
Posting Komentar